News Photo

Burnout! Lelah yang Melelahkan

by Lucky Pramarta (PRiADI Certified Counselor)

  • Blogs
  • Updated February 28, 2024

Saat ini dunia terus berubah dengan kecepatan yang tinggi, tekanan hidup dan pekerjaan bisa menjadi beban yang cukup berat bagi banyak orang. Semua pasti sudah kenal dengan istilah burnout, sebuah istilah yang biasanya digunakan untuk menggambarkan kelelahan seseorang secara emosional, mental dan fisik yang disebabkan oleh stress yang cukup berat. Burnout jangan dianggap sepele, karena bisa memengaruhi produktivitas, kesejahteraan dan juga kesehatan secara keseluruhan. 


Sebuah studi mengatakan bahwa sepanjang tahun 2022, sebanyak 89% karyawan di Amerika Serikat merasakan burnout saat bekerja, mereka mengaku dampak yang paling dirasakan adalah kelelahan, sulit berkonsentrasi, berkurangnya minat, dan menurunnya kapasitas bekerja. 


Apa itu Burnout?

Burnout adalah sebuah kondisi dimana seseorang merasa kelelahan secara fisik, emosional dan mental akibat dari tekanan yang terus menerus baik di dalam pekerjaan maupun kehidupan. Burnout bukan sekedar kelelahan biasa, ini mencakup perasaan putus asa, hilang motivasi atau minat, dan penurunan produktivitas secara menyeluruh. Burnout bisa terjadi pada siapa saja, mulai dari orang yang mengatur urusan rumah tangga hingga seorang profesional yang super sibuk sekalipun. Burnout tidak hanya muncul dalam masalah pekerjaan, terkadang dia muncul dari masalah hidup yang lainnya. 


Kenali Tanda-tanda Burnout

  1. Kelelahan yang berlebih, seringkali kita akan merasakan lelah berkepanjangan, sering mengeluh lelah, dan kurang berenergi.
  2. Menurunnya motivasi, hilang minat pada sesuatu yang biasanya dianggap penting dan menarik.
  3. Perubahan sikap, menjadi lebih sensitif, sinis dan negatif.
  4. Merasa putus asa, merasa tidak berdaya dalam menghadapi situasi tertentu.
  5. Penurunan kinerja, berkurangnya performa dan kuantitas bekerja, seringkali sulit berkonsentrasi dan tidak tuntas bekerja.
  6. Menarik diri, mengurangi kegiatan bersosial, enggan untuk berkumpul dan menjauhi keramaian.


Dampaknya pada Kesehatan

Burnout berdampak serius pada kesehatan kita dan membutuhkan perhatian untuk bisa mencegah ataupun menanganinya. Dampak paling umum adalah mengganggu konsentrasi dan menurunkan kualitas tidur, sehingga kita akan merasakan sakit pada bagian leher dan punggung. Selain itu juga mempengaruhi fungsi kognitif seperti sulit mengambil keputusan, menurunnya fungsi memori, dan kesulitan memfokuskan atensi. Secara mental burnout akan membuat kita lebih rentan stress, cemas, bahkan depresi. Maka dari itu sangat penting bagi kita untuk mengenali tanda-tanda burnout agar dapat mengambil langkah tepat dalam pencegahan dan penanganannya.


Langkah Pencegahan

  1. Kelola stres: identifikasi sumber stres dan cari strategi dalam mengelola, termasuk seperti mengatur teknik pernapasan, dan bermeditasi.
  2. Tetapkan batasan: kita harus tegas dalam membatasi urusan pekerjaan dan urusan pribadi secara sehat, berani katakan tidak ketika dirasa perlu.
  3. Ambil istirahat: ambil waktu untuk rehat dan memulihkan diri. Berlibur atau istirahat sejenak dari rutinitas harian dapat membantu mengurangi tekanan.
  4. Cukupi asupan harian: makan teratur, tidur yang cukup dan olahraga yang rutin menjadi salah satu bagian penting dalam menjaga kesehatan fisik dan membantu melawan burnout.
  5. Cari dukungan: mengobrol dengan teman, keluarga, atau tenaga kesehatan profesional seperti psikolog dapat memberikan dukungan dan membuka perspektif kita lebih luas.
  6. Kenali diri sendiri: mengenal kelebihan dan kekurangan dalam diri dapat membantu kita dalam mengevaluasi dan membuat perencanaan yang lebih matang.


Burnout dalam Aspek Tempramen Tes PRiADI

Aspek temperament dalam tes kepribadian PRiADI dapat menunjukkan bagaimana sikap kita dalam menghadapi suatu konflik, mengendalikan emosi, dan melihat cara kita beradaptasi dengan rutinitas. Sekarang kita lihat bagaimana hal-hal diatas dapat memprediksi sikap seseorang dalam menghadapi sebuah tuntutan. 


Nilai need to be forceful yang rendah menyebabkan seseorang menjadi enggan untuk menghadapi konflik, bahkan cenderung menyelesaikan suatu permasalahan dengan cara menghindar. Biasakan diri anda menjadi lebih tegas, ungkapkan apa yang menjadi ketidaksetujuan anda, beranikan diri untuk bernegosiasi dengan situasi dan hal-hal di sekitar anda. 


Emotional restraint yang terlalu tinggi membuat sebagian orang memiliki kontrol emosi yang baik, tetapi di sisi lain akan menimbulkan kesalahpahaman orang lain dalam merespon emosi anda, karena anda dinilai sebagai orang yang datar dan tidak jelas dalam mengekspresikan emosi anda. Utarakan apa yang anda rasakan, sampaikan dengan jelas, agar tidak terjadi kesalahpahaman saat bekerja.


Nilai need for change yang tinggi juga menggambarkan bahwa seseorang lebih mudah bosan dan menuntut hal baru. Cobalah lebih fokus melakukan satu hal dalam satu waktu, kendalikan rasa bosan dan syukuri apa yang sedang kita lakukan. Nikmati apa yang menjadi rutinitas anda.


Membiasakan diri untuk lebih vokal dalam memberikan pendapat, mengutarakan perasaan, dan mencoba untuk lebih fokus pada satu hal tertentu dapat mengurangi resiko terjadinya burnout. Tes PRiaDI dapat membantu menemukan dan memprediksi kerentanan seseorang dalam menyikapi tuntutan dalam dunia kerja melalui beberapa aspek dalam personality preference test. 


Kesimpulan

Kondisi burnout tidak bisa dianggap sepele, karena dapat menurunkan kinerja dan produktivitas, bahkan bisa mengganggu kesehatan fisik maupun mental kita. Kenali dan jangan abaikan hal-hal kecil yang dirasakan agar lebih tepat dalam merespon tanda-tanda burnout. Segera ambil langkah pencegahan agar kita tidak dikuasai oleh dampak negatif yang terlalu besar. Kita sebagai manusia yang memiliki kepribadian yang unik dan berbeda satu sama lain, perlu mencari titik kelebihan dan kekurangan pada diri sendiri agar dapat memahami batasan dan kebutuhan apa saja yang perlu dikembangkan. Sudah saatnya untuk berhenti sejenak sebelum lelahmu datang.

Share This News

Comment

Need help?