News Photo

Introvert & Ekstrovert: Yang Mana Kepribadianmu ?

by Annas Baihaqi (PRiADI Certified Counselor)

  • Blogs
  • Updated March 20, 2024

Bicara soal kepribadian manusia memang banyak yang bisa kita bahas. Salah satu yang paling populer kita sering mendengar istilah Introvert dan Ekstrovert.

Kalau kita melihat orang yang pemalu dan suka menghindar dari keramaian apakah bisa disebut introvert? Atau orang yang kelihatan banyak bicara dan populer di lingkungannya bisa disebut ekstrovert?

Sebelum menyimpulkan lebih jauh, kita simak dulu yuk, apa itu Introvert dan Ekstrovert?

Istilah Introvert & Extrovert disinyalir pertama kali dipopulerkan oleh seorang psikiatri dan psikoanalisis terkenal yaitu Carl Gustav Jung (1875-1961).


Jung menggambarkan Introvert sebagai karakter seseorang yang lebih nyaman memusatkan pikiran dan perhatiannya ke dalam batin mereka sendiri. Mereka pun memperoleh energi, semangat dan kreativitas nya melalui kebiasaan merenung (merefleksi), berpikir atau berimajinasi intens (deep thinking), dan melakukan beberapa aktivitas sendirian (me-time).

Sedangkan Ekstrovert digambarkan sebagai karakter seseorang yang lebih nyaman memusatkan pikiran dan perhatiannya ke luar dirinya. Cara mereka memperoleh energi dan semangat adalah dengan banyak beraktivitas dengan dunia luar dan berinteraksi bersama orang lain. Mereka digambarkan sebagai orang yang lebih aktif dan senang mendapatkan banyak stimulasi dari dunia eksternal.

Dari pernyataan diatas bisa kita simpulkan bahwa seseorang bisa dikatakan introvert atau ekstrovert tergantung dari bagaimana cara ia memperoleh dan mengarahkan energi psikisnya. Apakah mengarah kedalam atau keluar dirinya. Kemudian yang jadi pertanyaan, apakah ada orang yang cenderung bisa memperoleh dari kedua cara tersebut? Nah, untuk lebih jelasnya tetap simak artikel ini, ya.

Bicara soal introvert dan ekstrovert ternyata tidak semudah kita hanya menggolongkan seseorang apakah termasuk introvert atau ekstrovert. Bahkan bisa lebih kompleks dari itu. Letak seseorang apakah cenderung introvert & ekstrovert bisa kita lihat pada skala kontinum berikut:


Melalui skala diatas, jika ada sebuah penilaian maka semakin ke kiri seseorang dinilai akan semakin Introvert. Adapun kecenderungan mereka antara lain:

  1. Lebih menyenangi aktivitas sendirian sebab dari situlah energi, kemampuan konsentrasi dan kreativitasnya muncul.
  2. Energi psikisnya merasa terkuras saat berada di sekitar orang yang tidak terlalu dekat dengannya. Sebab itulah ia merasa butuh privasi.
  3. Cenderung lebih banyak diam saat dalam kelompok besar. Sekalipun harus berbicara di sebuah forum maka kebiasaannya adalah berpikir dahulu sebelum mengutarakan. Jika ia sudah merasa dekat dengan orang sekitarnya, ia mampu menjadi orang yang lebih luwes dan terbuka.
  4. Cenderung menyembunyikan emosi ke dalam dirinya dan tidak mudah mengekspresikannya secara langsung kecuali kepada orang terdekatnya.
  5. Lebih pertimbangan dalam menilai dan memutuskan karena memikirkan sebuah konsekuensi termasuk ketika bicara.
  6. Gaya komunikasinya lebih suka menulis atau chatting (mengetik) dibandingkan berbicara langsung. Karena memiliki lebih banyak waktu atau kesempatan untuk memproses ide di dalam kepala sebelum mengutarakannya

Sementara semakin ke kanan dari skala diatas maka dinilai semakin Ekstrovert. Adapun kecenderungan ekstrovert antara lain:

  1. Merasa lebih berenergi dan bersemangat jika beraktivitas dengan dunia luar dan bersama orang lain.
  2. Cenderung menikmati aktivitas sosial, perkumpulan atau kegiatan kelompok.
  3. Secara sosial pembawaannya cenderung lebih luwes dan supel.
  4. Cenderung haus akan perhatian dari orang sekitar. Merasa butuh pengakuan akan eksistensi dirinya (social prominent).
  5. Gaya komunikasinya lebih suka berbicara langsung dibandingkan menulis atau chatting (mengetik). Dari sini kita bisa menilai siapa yang yang lebih cepat menerima panggilan telepon antara introvert dan ekstrovert.

Sedangkan posisi tengah dari skala diatas maka kita dinilai cenderung Ambivert. Kecenderungannya antara lain:

  1. Kadang kala nyaman berinteraksi dengan kelompok besar namun di kala lain nyaman menyendiri. Bisa jadi nyaman duduk di keramaian namun tetap bisa fokus mengerjakan projectnya sendiri.
  2. Ia tahu kapan perlu berinteraksi ataupun perlu menghindari interaksi sesuai kebutuhan.
  3. Cenderung mempertimbangkan pro dan kontra untuk menerima ataupun menolak ajakan keluar bersama orang lain.
  4. Mampu memberikan keseimbangan, kapan harus menjadi seorang pendengar ataupun harus memulai percakapan lebih dulu untuk memecah keheningan dan kecanggungan.
  5. Pada intinya, seorang ambivert memiliki karakteristik yang lebih abu-abu dan fluid diantara introvert maupun ekstrovert.

Lantas bagaimana Tes PRiADI sendiri melihat fenomena Introvert dan Ekstrovert ini?

Sesuai gambaran diatas maka kecenderungan introvert atau ekstrovert juga dapat diprediksi melalui sekumpulan atribut yang terdapat dalam tes PRiADI, bisa kita simak pada gambar dan keterangan berikut:


Social Extension : Kecenderungan seseorang untuk cepat berinisiatif dalam bergaul dan bersosialisasi. Semakin tinggi maka ia cenderung sociable dan ramah.

Need to be Noticed : Keinginan seseorang untuk senang tampil, menjadi pusat perhatian dan dikenal oleh orang sekitar. 

Need to belong to Group : Kecenderungan seseorang untuk senang berkelompok dan selalu bersama orang lain.

Vigorous type : Kecenderungan seseorang jika semakin tinggi maka menyukai aktivitas dengan ritme yang serba cepat serta memiliki stamina dan gerak fisik yang lebih tinggi. 

Emotional Restraint : Kecenderungan seseorang jika semakin rendah maka ia mudah mengekspresikan emosi atau perasaannya secara langsung (extraversion) sementara semakin tinggi maka ekspresinya semakin datar, cenderung menahan emosi (introversion).

Kecenderungan kita tentang hal-hal diatas tentu akan mempengaruhi banyak situasi dalam hidup kita. Misal dalam konteks pekerjaan, apakah kita dituntut untuk sering bertemu dan bersama orang lain atau justru dituntut lebih individualis. Apakah kita dituntut menghadapi pekerjaan yang menuntut gerak dan aktivitas yang lebih kuat atau malah menghadapi pekerjaan yang ritmenya lebih stabil (steady). Dan apakah kita dituntut lebih luwes dalam berekspresi dan berkomunikasi atau malah dituntut memiliki ketahanan emosi yang lebih tinggi. 

Tentu kita sering menghadapi dilema dan tuntutan yang berbeda-beda. Namun yang tidak kalah penting adalah mengenal dahulu seperti apa kecenderungan alami kita sesungguhnya. what is your true color?

Dengan begitu kita mampu mengetahui kelebihan dan kekurangan yang kita miliki. Berupaya mengantisipasi kelemahan yang ada dan membuat strategi yang lebih baik terkait masa depan pekerjaan, pendidikan, cara kita bersosialisasi, dan lain-lain. Melalui PRiADI jadilah versi terbaik dirimu. Be the best version of you.

Share This News

Comment

Need help?